Hidup Ini Tidak Sementara
Hidup ini tidak hanya sementara.!
![]() |
| Sumber Gambar : soffah |
Logika kedua bahwa yang kita sebut sementara itu sebetulnya tidak sementara kalau dibandingkan dengan ketidak sabaran kita dalam menunggu. contoh : kita menunggu dokter, tidak perlu kita menunggu sampai 40 tahun tapi satu jam saja kita kan sudah tidak sabar. lalu bagaimana mungkin orang menyebut hidup yang panjangnya bisa 60 sampai 80 tahun itu sementara?. Satu lagi, kita itu memiliki kemampuan memikul beban dan rasa sakit itu sangat minim, sehingga kalau kita katakan hidup itu sementara pertanyaannya berapa lama kita bisa menahan rasa lapar? menahan hidup dalam rasa sakit? itu tidak lama.! kemampuan kita itu pendek sekali untuk menahan rasa sakit. Jadi sebetulnya hidup itu panjang, takutnya kalau kita itu betul2 meyakini bahwa hidup ini sementara dan dihubungkan dengan penyepelean hidup, hidup kita setelah kehidupan ini menjadi tidak berkualitas sehingga kuncinya adalah sikap kita menentukan bentuk kehidupan kita dimasa depan,jadi sebetulnya kalau anda meyakini bahwa sesuatu itu hanya sementara maka berlakulah seolah sesuatu itu permanen.
Logika berikutnya, tiap-tiap jiwa merasakan kematian tapi yang dirasakan bukan kematian jiwanya tapi kematian badannya/raganya sehingga jiwa kita itu hidup setelah kematian raga. Kemudian yang disebut kehidupan setelah kehidupan di dunia adalah kehidupan jiwa kita yang kualitas kehidupannya di tentukan oleh kualitas kehidupan didunia. Nah kalau kehidupan kita setelah kehidupan ini panjang, kekal dan abadi seperti yang dijanjikan Tuhan maka 40 atau 60 tahun hidup didunia ini menentukan kualitas kita dikehidupan abadi. Jadi jangan anggap kehidupan kita yang pendek ini hanya sementara karna itu menentukan kualitas kekekalan kita setelah ini.
Jadi Hidup ini hanya bersambung saja dan tidak sementara.
Semoga konten ini bermanfaat.

Comments
Post a Comment